Kamis, 09 Juli 2020

Highschool DxD HERO: Pindah Studio tapi Performa Mantap!

Halo lagi semuanya, mimin kembali lagi untuk mereview anime. Maafkan mimin jika mimin ketelatan upload anime review, tapi ini adalah salah satu review simpenan mimin yang bakal mimin upload disini. Semoga kalian menikmati salah satu review lama si mimin.

Highschool DxD HERO(Myanimelist)

Judul: Highschool DxD: HERO
Kanji Jepang: ハイスクールDxD HERO
Tipe: TV
Episode: 12 + 1 OVA(Episode 0)
Premiere: Spring 2018
Pemberi Lisensi: Funimation
Studio: Passione
Sumber: Novel Ringan
Genre: Action, Comedy, Demons, Ecchi, Harem, Romance, School
Durasi: 23 menit/episode

Opening: "SWITCH" by Minami
Ending: "Motenai Kuse ni" (モテないくせに(`;ω;´))by Tapimiru

Grafis dan perubahan studio di DxD memang memancing polemiknya sendiri. Mimin tahu kok kalau beberapa dari kalian mengeluh masalah grafis dari anime ini yang kesannya sedikit kacau mungkin di mata kalian setelah anime ini pindah studio. Anime yang satu ini sedikit menarik untuk direview menurut mimin, hehe.

Plotnya lebih beres daripada S3, Fucek Tetsuya Nagisawa!


Berbicara masalah plot, mimin ngak suka banget dengan plot episode-episode terakhir dari season kemarin buatan Tetsuya Yanagisawa kampret itu, dan banyak fans yang membencinya juga. Ini mungkin fandom yang mengarah ke arah positif, berbeda dengan salah satu anime yang.... Nanti akan dibahas di review yang lain.

Plot di anime ini jauh lebih menyegarkan dan membawakan plot yang sesuai LNnya dimana itu dibuat dengan sedikit lebih baik daripada season sebelumnya yang dicampur aduk dan dirusak. Ya, setidaknya Yoshifumi Sueda mengerjakan ini lebih baik daripada Tetsuya Yanagisawa dalam satu dua perihal plot.

Developmentnya agak kecepetan, bosque, Kunou kan butuh spotlight juga


Plotnya memang jauh lebih beres daripada Season 3nya, tapi beberapa bagian dari anime ini sedikit dipaksakan dan dipercepat. Kunou yang seharusnya menjadi salah satu pusat dari arc pertama dari anime ini kurang mendapatkan perhatian di bagian ini. Seperti ada beberapa yang sebenarnya bisa diperpanjang sedikit dan dipotong endingnya. Terlepas dari itu, anime ini memberikan development dan memberikan beberapa aspek plot yang lain yang sebenarnya bisa cukup memuaskan.

Ditambah dengan sedikit development pada beberapa karakter lain dan interaksi yang masih oke dibandingkan dengan beberapa anime segenre yang lain. Ingat kata mantan yang tadi dibahas, si MC tampaknya tidak bisa mengekspresikan cintanya karena itu. Walau akhirnya, dia bisa juga, hanya saja butuh 4 season atau 10 volume light novel hanya untuk menunggu kata "Aku cinta kamu". Namun, kesannya sangat kena dan feelnya tersampaikan, sampai beberapa ingin mencari tisu terdekat untuk menangis di episode 12 tersebut.

Karakterisasi dari DxD memang pada dasarnya agak bagus untuk tiernya


Bicara masalah karakterisasi, anime ini tidak hanya menjual "Rias(atau Akeno/Rossweisse/dll/dsb) dan Oppainya", "Koneko/Ravel dan keimutannya", dan berbagai macam fanservice lainnya. Anime ini menjual karakter yang berkembang selayaknya karakter yang cukup memuaskan, walaupun beberapa ada yang kurang dari karakterisasi di anime ini. Namun, beberapa karakter kurang screen timenya pada anime ini.

Oh ya, Sairaorg sepertinya cukup menarik sebagai 'friendly rival' pada arc Rating Game terbaru ini. Karakterisasinya cukup ditulis dengan mantap dan terkesan mengundang para penonton untuk menyukai karakter ini. Karakter yang mungkin cukup 'bad ass' di anime ini hingga menurut mimin bisa saja menjadi seorang karakter yang "memancing para wanita" untuk menonton anime ini.

Grafisnya mungkin kurang, tapi mengikuti LN dan Fighting Scenenya top markotop


Untuk desain karakter, mungkin tidak bisa dibilang cukup sempurna. Grafis mereka memang sangat tidak semputna karena mereka mengikuti perkembangan LNnya, sedikit terlalu tembem dan sedikit kurang tajam dalam desainnya. Fighting scenenya cukup mantap untuk ukuran anime ecchi yang berhasil mengangkat studio Passione kembali ke keadaannya yang sekarang, terutama Issei vs Sairaorg di terakhir.

Anime ini jika bukan karena ulah si kampret bernama Tetsuya Yanagisawa itu, bisa dikatakan sebagai salah satu franchise ecchi-harem terbaik dalam perihal plot dan karakterisasi. Franchise ini terkesan memberikan ecchi dan fanservice yang sangat memuaskan para fans, namun juga dengan plot dan karakterisasi yang menarik. Jarang ada franchise yang melakukan hal sebaik ini.

Sisi Video DxD: Mata Berpedang Dua


Nah, bicara masalah video, ini adalah bagian terseru dari review ini. Mungkin, kontroversinya sudah muncul sejak awal passione mengurus anime ini dan meluncurkan episode 0. Beberapa mengeluh masalah grafik anime ini yang kesannya turun kelas, namun sejujurnya anime ini memiliki grafik yang sedikit lebih baik di beberapa segi dibanding TNK. Namun, TNK masih ada beberapa segi lagi yang lebih baik dibandingkan dengan Passione. Jika seandainya si kampret itu tidak merusak plot dari anime ini dan merusak sebagian franchisenya.

Namun, animasinya sedikit lebih membayar dibandingkan dengan 'kekurangan' di bagian grafis, malah justru grafisnya juga cukup oke, hanya butuh sedikit adaptasi. Animasi dari animasi ini terkesan lebih 'fluid' dan lebih baik daripada season kemarin. Lihat Issei vs Sairaorg, kalian akan menganggap itu lebih baik daripada Issei vs Loki di season kemarin.

Bicara masalah desain rambut dan badan, serta wajah dari para karakter. Ada yang bisa disetujui dan tidak bisa disetujui mengenai derby 'TNK vs Passione' itu. Muka beberapa karakter tembem, ya itu bisa menjadi kekurangan anime ini. Rambutnya kurang detail dan agradasi, itu sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan sih. Kembali yang ane bahas tadi di atas, untuk yang 18+, ya... Ane memilih untuk tidak membahas itu.

Ryousuke Nakanishi Unjuk Gigi!


Bicara masalah suara di anime ini, lagunya cukup enak, baik opening maupun endingnya dari anime ini. Lucunya, title dan liriknya terkesan sedikit sesuai dengan apa yang anime ini tawarkan bicara masalah isinya. Ryousuke Nakanishi sepertinya kembali mengurus musik bagi anime yang satu ini dan salah satu themenya adalah kesukaan mimin sekarang, ya itu adalah bagian Issei melawan Sairaorg di episode terakhir, top markotop.

Yuki Kaji kembali memberikan performanya sebagai "Seiyuu 101 MC"nya dan sepertinya dia oke juga dalam mem-voice acting si Issei. Walau demikian, ane rasa untuk anime ini udah oke pada bagian voice actingnya, tidak ada masalah atau hal yang signifikan dibalik anime ini secara "seiyuu"nya.

Seiyuunya Issei nikah ama Seiyuunya Koneko

Mungkin...


Secara singkat, franchise ini sudah dikelola dengan baik oleh sang author, Ichiei Ishibumi. Ecchi parah dengan fanservice pemuas mata namun disertai oleh plot dan karakterisasi yang matang, juga dengan refrensi mitologi yang lengkap dengan twistnya. World building yang oke juga, dan ditambah dengan interaksinya masih jauh lebih realistis.

Anime ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbaik di genrenya jika bukan karena kekacauan yang ada di Season 3. Dan, ingat ada Indra di akhir setelah 'kiss scene' itu, dan itu membuat para penonton penasaran. DxD direncanakan sampai Season 6 dan 1 movie, dimana membuat franchise DxD cukup menjanjikan untuk ukuran anime Ecchi dan anime LN.

Plot: 8
Characters: 8
Video: 7
Audio: 8
Total: (8+8+7+8/10*4 = 31/40 = 15,5/20 = 7,75/10) 7,75

Rabu, 01 Juli 2020

Tate no Yuusha - Edgy? Dark? Atau Hanya lebih "Elit"?


Tate no Yuusha no Nariagari
Tate no Yuusha no Nariagari(myanimelist)

Mimin kembali lagi dengan anime reviewnya, kali ini anime yang diulas adalah Tate no Yuusha. Anime yang masuk ke Isekai Quartet Season 2 (Atau Isekai Sextuplet (Catatan editor: "Sex" yang ini adalah Prefix dalam matematika, ingat! TIDAK MENJURUS KE 18+!), karena masih ada 1 anime lagi yang kebagian...). Anime ini bisa dikatakan sebagai anime yang cukup "sukses" dalam menjual Light Novelnya hingga berhasil menjual lebih dari 6 juta kopi (menurut KAORI Nusantara, April 2019) sempat ada stage playnya di Jepang sekitar April tahun ini.

Namun, apakah kesuksesan Tate no Yuusha disertai dengan seberapa bagusnya anime ini, mungkin iya dan mungkin tidak. Anime ini memiliki kualitas yang cukup, namun... Mari kita bahas di review ini,


Deskripsi Singkat


Judul Asli: Tate no Yuusha no Nariagari
Inggris: The Rising of the Shield Hero
Jepang: 盾の勇者の成り上がり
Indonesia: Bangkitnya Pahlawan Perisai\
Episode: 25
Premiere: Winter 2019
Produser: Glovision, Kadokawa, Crunchyroll SC Anime Fund
Pemberi Lisensi: Crunchyroll
Studio: Kinema Citrus
Sumber: Light novel
Genre: Action, Adventure, Drama, Fantasy


Premise menjanjikan namun...


Kisah malang si pahlawan perisai atau Naofumi Iwatani yang secara tidak sukarela terbawa ke dunia lain memiliki konsep premise yang cukup menjanjikan, penuh dengan pengkhianatan, dan kebencian. Si Author berhasil menciptakan konsep anime Isekai yang katanya, Anti-Mainstream. Selain karena tokoh utamanya adalah seorang "Tank" dan pengguna perisai, anime ini menunjukkan sisi lain dari kehidupan masyarakat yang mungkin jarang dimunculkan di Isekai.

Premise dan perjalanan cerita anime ini mungkin dikemas dengan baik, namun memiliki beberapa plot hole dan kurangnya faktor alasan menjadi kelemahan utama dari anime ini. Anime ini kurang mendalami seberapa "gelapnya" masyarakat di dunia anime itu, kurang memberikan alasan yang kuat mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Jika anime ini dikelola dengan baik, franchise ini bisa menjadi salah satu karya yang terbaik.

Jika mimin boleh jujur, Tate no Yuusha merupakan anime yang cukup oke bahkan sampai mendapat 3 season untuk ukuran LN. Sejauh ini hanya beberapa LN yang jebol season 3 dan 4(termasuk DxD), ya karena sales light novelnya meroket setelah animenya tayang. Sebetulnya mimin bisa beranggapan kalau anime ini bagus juga secara cerita, karena jarang ada author isekai bikin light novel(yang nantinya diadaptasi ke anime) yang membuat anime semacam ini.

Spoiler: Si Myne/Malty itu adalah reinkarnasi dari dewi yang bosan, yang udah OP tapi mengganggu banyak dunia dengan "Wave"nya serta reinkarnasinya bertindak seolah mereka adalah penjahat utama..., mimin juga tahu kok kalo Malty itu Latjoer


Karakternya sih menarik, tapi...


Anime Tate no Yuusha menawarkan perkembangan karakter yang "leh ugha" untuk segi pemain utamanya, terutama Naofumi dan Raphtalia walau nantinya si Raph bakal "ngebucin" ke Naofumi. Secara konsep memang Naofumi akan membutuhkan Raphtalia dan Raphtalia akan membutuhkan Naofumi, menarik sih. Tapi hanya saja ada yang kurang dari mereka, walaupun tidak kelihatan. 

Filo bisa dikatakan sebagai karakter fanservice yang kurang dalam karakterisasinya, dia hanya ditunjukkan sebagai sosok "genki" girl yang bisa berubah jadi burung dan kurang banyak hal yang menarik menurut mimin. Tapi, sebagai karakter, keberadaan Filo udah cukup oke menurut mimin. Melty di lain hal, dia datang pada episode yang cukup terlambat, namun perkembangan dan karakterisasinya berjalan lebih oke daripada Filo. 

Tiga Pahlawan lain anggaplah sebagai "Karakter Badut" yang mungkin akan menjadi tidak badut pada waktunya(Baru kejadian belakangan banget dah...). Ya, mungkin mereka akan lebih dieksplor pada season-season berikutnya. Ratu memiliki karakterisasi yang bisa dikatakan cukup oke walau cukup singkat juga, dan Aultcray, ya dia hanya mengatakan kalau dia benci Shield Hero karena apa yang terjadi pada keluarganya, namun kurang penjelasan(dalam konteks animenya, jadi jangan bawa bahan LN, yang nanti kita akan tahu bersama-sama).

Dari sini bisa tahu kalau Tate no Yuusha mungkin ada minus yang cukup signifikan untuk ukuran anime yang bagus.

(LN/WNnya juga begitu kok...)


Grafisnya biasa aja, seiyuunya sih oke


Anime ini sayang sekali karena walau Kinema terkenal dengan karya lainnya yang bernama Made in Abyss. Bisa dikatakan anime ini memiliki kekurangan yang cukup mendetail dalam segi grafisnya, banyak detail yang kurang dan banyak yang sangat disayangkan dari sisi grafisnya. Animasinya bisa dikatakan oke, namun perlu banyak perbaikan, CGInya? Ya, itu juga PR bagi Kinema agar Tate no Yuusha menjadi lebih baik.

Ada yang berpendapat kalau musik BGM anime ini adalah yang terbaik untuk anime ini di MAL dikarenakan komposernya adalah  Kevin Pelkin, walaupun kata member satu ini dia performanya mengalami penurunan yang terlihat. Mimin sih beranggapan kalau BGMnya cukup oke, dan MADKID sepertinya menciptakan lagu yang cukup gampang dilupakan, jujur mimin sih bilangnya begitu ya... Memang lagunya bisa dilupakan, dan endingnya? Hmmm..... Mimin agak lupa sama endingnya

Terlepas dari itu, sepertinya Kaito Ishikawa dan Asami Seto berhasil membuat sebuah sinergi dalam kerjanya, apalagi sebelumnya pernah bersama dalam project anime Seishun Buta Yarou, Ishikawa-san menjadi si Sakuta dan Asami menjadi Mai.

In the End, semuanya B aja dan Studionya punya banyak sekali PR

Kinema memang bersinar dengan Made in Abyss mereka, namun sangat disayangkan mereka sedikit merosot pada anime Tate no Yuusha. Sebagian kesalahan ada di tangan author yang hanya mengandalkan konsep anti-mainstream nan edgynya. Namun, edgy ini adalah pure "edgy" tanpa kedalaman cerita yang mendukung seberapa bagusnya anime ini. Bisa dikatakan anime ini adalah "the worst" dari Isekai Sextuplet(Sekali lagi, kata Sex disini adalah Suffix angka 6 bukan konten 18+).  

Banyak PR yang Kinema harus lakukan dalam dua season kedepannya, yakni meningkatkan kualitas animasi dan meningkatkan kedalaman cerita. Animenya sendiri juga tidak memiliki sales yang cukup baik(setahu mimin hanya sekitar 2000 BD/DVD yang terjual), ini hanya akan membuat Kinema harus membayar lebih mahal dan mendapatkan uang yang lebih sedikit. 

Plot: 6/10
Characters: 6/10
Animation: 6/10
Sound: 7/10
Total: 6+6+6+7/10*4 = (25/40)/4 = 6,25/10
Hasil Akhir: 

6,25/10

Jumat, 26 Juni 2020

Uchi no Ko: Fantasy Ringan Penghilang Stress

Uchi no Ko no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai.
Uchi no Ko no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai.(Myanimelist)

Mimin kembali lagi dengan anime reviewnya, hari ini mimin ingin memulai review lagi mengenai sebuah anime yang cukup ringan dalam storynya. Ya, sesuai dengan tema kita hari ini, kita akan membahas sebuah anime yang bernamakan Uchi no Ko. Tanpa berbasa basi lagi, mimin langsung membahas anime yang satu ini.

Deskripsi Singkat


Judul asli: Uchi no Ko no Tame naraba, Ore wa Moshikashitara Maou mo Taoseru kamo Shirenai.
Sinonim: If It's for My Daughter, I'd Even Defeat a Demon Lord, UchiMusume. (Uchi no Ko, versi mimin)
Bahasa Jepang: うちの娘の為ならば、俺はもしかしたら魔王も倒せるかもしれない。
Indonesia: "Kalau itu Demi Putriku, akan Kubunuh Raja Iblis Sekalipun"
Episode: 12
Premiere: Summer 2019
Produser: Genco, Asmik Ace, Hobby Japan, ZERO-A, BS11, Muse Communication
Pemberi Lisensi: -
Studios: Maho Film
Sumber: Light novel
Genre: Fantasy, Slice of Life


Anime ini memiliki cerita yang cukup ringan mengingat genrenya slice of life.Ya sangat ringan sampai mungkin terkadang terasa sedikit "hampa" ketika mimin nonton pada saat dulu anime ini sedang tayang. Anime ini memberikan kesan yang cukup oke dan sedikit mengguggah hati para fansnya, namun bagaimana kah mimin menanggapi anime satu ini, simak pembahasannya dibawah.


Ceritanya teramat ringan, mungkin terlalu ringan untuk kalibernya...



Uchi no Ko memiliki jalan cerita yang cukup ringan dan sepertinya tidak usah ambil pusing untuk mengetahui plot dari anime ini. Penjelasan dalam satu kalimatnya adalah seperti ini, "Kisah seorang Petualang Elit bernama Dale yang mengasuh dan membesarkan seorang anak "Iblis" bernama Latina yang ditemukan dari antah berantah."

Kisahnya berjalan dengan pelan, ringan, namun juga hambar. Mungkin ada satu atau dua elemen dari anime ini yang membuat perjalanan kisahnya sedikit hambar. Memiliki kisah yang sedikit episodik dan menyambung seiring berjalannya cerita dan kita difokuskan pada pertumbuhan si "daughteru" bernamakan Latina ini, dari tidak bisa apa-apa sampai jadi anak yang "lebih" daripada teman sebayanya

Spoiler Alert di LN: entar si Dale bakal nikah sama si Latina, yang ternyata tumbuh dengan cepat...

Interaksi Karakternya sih menarik, tapi...


Kisah Dale dan Latina memberikan sebuah interaksi antar karakter yang cukup menarik untuk anime sekalibernya. Hanya saja sangat disayangkan kalau semuanya hanya berpusat pada mereka berdua dan beberapa karakter lain hanya menjadi "dekorasi" di dalam anime mereka. Uchi no Ko dapat dikatakan sebagai sebuah anime yang betul-betul mengusahakan bagian interaksi dan perkembangan Dale dan Latina.

Namun, sangat disayangkan kalau Dale yang berawal dari sosok yang ingin membantu Latina menjadi sosok yang istilahnya, "terlalu nempel" terhadap "anak"nya. Terlepas dari seberapa hangatnya cerita yang disampaikan oleh tim studio "Maho Film", anime ini banyak kekurangannya. Dengan seberapa menyebalkannya Dale lari dan memeluk si Latina setiap dia pulang misi.

Hal yang paling aneh adalah kenapa Latina menjadi cepat populer di kafe walaupun ada semacam perang antar manusia dan iblis? Kita tidak mendapat banyak penjelasan di animenya mengenai beberapa hal yang bersifat latar belakang, jika memang situasi mereka adalah perang, kenapa Latina menjadi "idola" di tempatnya? Ya, setidaknya masih ada beberapa hal yang cukup oke menurut mimin didalamnya. Karena ini adalah perjalanan santai penuh dengan beberapa hal "parenting" (mungkin?)


Grafik relaxing dan Kanon Takao MVP



Sejujurnya menurut mimin begitu mimin meninjau kembali anime ini, bisa dikatakan grafiknya cukup oke dan "kaya" dengan caranya sendiri. Cocok dengan tema utama anime ini yang cukup santai, vibe santainya cukup keluar dengan grafik anime ini. Namun mimin bukan orang grafis, jadi hanya sampai disini pembicaraan grafisnya.

Sepertinya Kanon Takao pada seasonnya sibuk sekali ya, sudah menjadi Latina, menjadi Aku(Maou-sama Retry), menyanyikan opening dari anime ini pula. Lagunya terkesan cukup riang dan ringan, ini membuat anime ini cukup ringan dan bisa dinikmati dari OP hingga ED. Performa dari si Kanon Takao juga bisa dikatakan cukup konsisten untuk kedua anime. Untuk BGM, mimin tidak banyak berbicara karena tidak ada yang begitu signifikan

Ringan, teramat Ringan


Uchi no Ko dapat dikatakan sebagai sebuah anime yang cukup ringan dan mungkin terlalu ringan bagi beberapa fans. Kalau kalian bosan dengan anime-anime dengan cerita serius, ini bisa jadi pelepas stress dengan perjalanan si Dale mengasuh Latina yang memang penuh dengan pelangi dan bunga(English version: Filled with Rainbows and Flowers; ada istilah ini sih). Tidak banyak yang harus diperhatikan di anime ini, dan anime ini memiliki pace yang cukup dan mengerti kapan harus membuat sebuah konflik yang berarti bagi setiap karakternya.

Anime ini sangat cocok bagi fans slice of life yang betul-betul ingin story yang lebih ringan daripada udara, namun masih banyak anime lain bagi pecinta slice of life sejati untuk memenuhi kriteria mereka. Anime ini sejujurnya sudah oke baik secara story, pacing, dan yang lain sebagainya, hanya saja semua terasa sedikit hambar karena terlalu ringan.

Story: 6/10 (nilai murni = 4, karena SoL ditambah 2, diampuni sedikit storynya lah...)
Characters: 7/10
Video: 7/10
Audio: 8/10(BGM: 2, Seiyuu: 3, OST: 3)
Enjoyment? Tidak usah... Ini tergantung para netizen
Total: 6+7+7+8/10*4 = 28/40 
Hasil Akhir:

7/10

Catatan: Oh ya, mimin untuk beberapa hari kedepan libur dulu ya, mimin lagi mau pergi selama 3 hari tanpa sentuh laptop, sementara kosong dulu(Catatan ini akan dihapus jika penulis akan merilis review berikutnya)

Kamis, 25 Juni 2020

HachiSore: Isekai Generic yang Kental Politik

Hachi-nan tte, Sore wa Nai deshou!
Hachinan tte, Sore wa Nai deshou!(Myanimelist.net)

Selamat datang di Anime Reviewer X, hari ini kita akan mereview salah satu anime isekai yang sudah ditonton mimin yang sebetulnya memiliki kekentalan yang cukup pada politik dibalik kisah Isekai genericnya. Entah kenapa mimin satu ini sangat menyukai genre Isekai, ya. Tanpa kita harus berbasa-basi, mari kita mulai untuk mereview anime yang satu ini.

Informasi singkat


Nama:
-English: The 8th son? Are you kidding me?
-Synonyms: Hachinan tte, Sore wa Nai deshou!
-Japanese: 八男って、それはないでしょう!
-Indonesia: Anak Ke-8? Kau bercanda?
Produser: Satelight, Frontier Works, flying DOG, Kadokawa Media House, Exa International, Kadokawa, Gree, arma bianca
Pemberi Lisensi: None found, add some
Studio: SynergySP, Shin-Ei Animation
Sumber: Light novel
Genre: Action, Fantasy

Sinopsis versi penulis: Tentang seorang pekerja biasa di Jepang yang terbawa ke dunia lain akibat mati ketabrak "Truck-kun" disana. Begitu dia sudah sadar, dia menjadi seorang anak ke-8 dari keluarga bangsawan kecil Baumeister(Dibaca: "Baumaister") dan menjalani kehidupan penuh politiknya sebagai seorang anak ke-8 dari keluarga bangsawan tersebut dan seorang yang mungkin memiliki kekuatan magis.

Review:

Isekai yang generic(lagi), namun...

Mimin bisa mengambil kesimpulan yang cukup singkat kalau anime ini memiliki cerita yang sebetulnya sangat generic dan tidak ada yang menarik dibalik anime yang satu ini. Sejujurnya penulis hanya menemukan ini adalah salah satu anime Isekai yang hanya lagi-lagi digunakan sebagai sebuah "Wish Fulfilment" bagi para otaku yang ada di luar sana. Pekerja biasa atau orang yang "Tidak Terdidik, Tidak Dipekerjakan, Tidak Terlatih" yang tiba-tiba mati dan terkirim ke dunia lain sebagai seseorang yang cukup potensial merupakan sesuatu yang sudah terlewat "main setrum".

Beberapa episode pertama di dalam anime ini terkesan tidak ada bedanya dengan Isekai lain, hanya saja memiliki perjalanan yang cukup unik dibandingkan sebagian besar anime "wish fulfilment" lainnya. Baumeister merupakan sebuah keluarga bangsawan yang, (maaf) miskin dan memiliki sebuah lapangan luas yang lama tidak terkelola karena terdapat banyak mahkluk "yang sudah berpulang pada yang diatas". Pada awalnya anime ini hanya berpusat pada petualangan baru si anak kedelapan Baumeister bernamakan yang adalah tokoh utama dari serial ini. Dia bertemu dengan seorang "penyihir hebat" yang sebetulnya sudah menjadi hantu gentayangan di tempatnya, dan mendapat kekuatan dia hanya dengan "pegangan tangan" dan menjadi sakti seketika setelah diajari semua teknik yang ia ketahui.

Semua hanya berisikan kisah isekai generic sampai pada bagian kedua dari anime ini, mengingat ada beberapa orang yang bilang jika anime ini memiliki potensial. Hanya saja penulis merasa ini merupakan "downgrade" dari versi LN/Manganya(menurut beberapa orang, beginilah yang terjadi. Bagian kedua anime ini sedikit menarik karena kental akan unsur politik yang sebetulnya cukup kompleks untuk sebuah anime isekai generic dan menunjukkan sedikit taringnya.

Pada bagian kedua ditunjukkan kalau ada orang yang tidak suka pada sang tokoh utama dan bahkan saudaranya sendiri. Disinilah titik "kental politik"nya bermain, disini terlihat ada tabrakan politik antar dua pihak dan lebih, perang kursi, dan lain sebagainya. Jika seandainya ini sudah dibahas lebih, mungkin anime ini bisa cukup bersinar. Pada episode-episode yang dibelakang, sudah ada beberapa hal yang sifatnya politis dan bisa terlihat dengan jelas.

Catatan Penulis: Bagusnya anime ini tidak menunjukkan "Fanservice" sebanyak anime-anime yang setara dengan anime yang satu ini.

Kelemahannya yang membuat anime ini tidak begitu oke menurut mimin adalah, ini merupakan Isekai dengan harem genre yang sudah kental dan menggunakan sistem selir(lagi). Yang kedua adalah bagaimana MC yang ukurannya adalah Shota tiba-tiba bisa menjadi setara dengan kita dan bagaimana gadis usia 12 tahun bisa terlihat sebagai remaja 18 tahun. Yang ketiga, salah satu antagonisnya pantas mendapatkan screen time lebih untuk mengetahui dengan jelas apa yang ada di pemikirannya yang menyebabkan dia membenci sang tokoh utama.

Pembangunan Karakter yang oke untuk ukuran Isekai generic

Karakter-karakter di anime ini memiliki sedikit pembangunan yang lebih daripada sebagian anime yang ada di tiernya. Beberapa karakternya diberikan kesempatan untuk bersinar, seperti teman sang tokoh utama dan si "tukang main tombak di pinggir jalan", ya setidaknya beberapa dari mereka mendapatkan momennya.

Kita bisa melihat dengan jelas kalau mereka sepertinya lagi-lagi mencari "Harem list" bagi beberapa karakter heroinenya yang harus mereka isi dalam checklist mereka. Dan beberapa karakter kurang dibangun dengan sebagaimana seharusnya sebagai seorang karakter yang bagus, dan tokoh utama kita, gadis-gadis yang suka pada MC dan kakak pertamanya adalah salah satu dari contoh ini.

Ada satu karakter yang sudah muncul di opening cukup sering namun datangnya cukup terlambat untuk membuat dia memiliki "pembangunan karakter" yang oke. Karakter ini memang akhirnya masuk ke dalam squad MC yang ternyata tidak semuanya cewek selain MC. Di partynya si MC ada dua orang laki-laki selain dirinya, gurunya(dari gurunya) dan temen sang MC. Walaupun dia terkesan imut di mata beberapa fans, dia memiliki beberapa klise dan dia terlambat datang(masa baru Episode 8/9?) serta tidak banyak terjadi pembangunan karakter(alias dia cuman kita tahu sebagai "kang makan").

Satu lagi, kisah cinta tokoh utama dan istri resminya tidak begitu dibangun (hanya 1 episode untuk membangun ini) sehingga anime ini hanya muncul sebagai sebuah anime numpang lewat. Tim studionya kurang mengeksplor daerah percintaan yang penuh potensial ini, atau memang penulisnya juga karena terlalu sibuk dengan urusan politik pada karyanya yang satu ini?

Animasi agak biasa, BGM khas namun terlupakan, "OPnya leh ugha", Tapi kok cepet tumbuh semua?!

Judul diatas sudah mewakili apa yang mimin ingin bicarakan. Animasinya menurut mimin biasa saja alias tidak banyak yang bisa dikatakan sebagai sebuah animasi yang menarik.  Mimin juga bukan orang desain, sehingga tidak bisa banyak berbicara. Namun ada satu bagian membuat mimin bingung, yakni kenapa para karakternya cepat bertumbuh?

BGMnya ada beberapa yang terkesan enak untuk didengar, namun cukup terlupakan dan generic set untuk settingan waktunya. Berbicara masalah OP song, anime ini "leh ugha" dalam bikin Opening songnya menurut mimin. Kesannya seperti lagunya memberikan semangat khusus. Beberapa seiyuu didalam "off-radar" tapi ada si M.A.O didalamnya, mungkin sedikit nilai plus buat mimin.

Underated di MAL? Malah sebaliknya, sedikit overated

Di MAL berdasarkan data terbaru disana, anime ini berhasil mencetak skor sekitar 6.16(per 25 Juni 2020). Anime ini terkesan overated menurut mimin di dalam hal ini, terlepas dengan kekentalannya akan unsur politik di dunia anime ini, sejak awal sudah ada bumbunya, hanya saja baru dirasakan pada bagian kedua dari anime ini.

Anime ini sangat cocok bagi wibu-wibu/otaku-otaku yang memang menyukai anime jenis "Wish Fulfilment", ya seperti biasanya. Sedikit cocok bagi yang ingin menganalisa unsur politik anime ini, dan sangat tidak cocok bagi orang yang menyukai anime yang story dan karakternya bagus. Overatted menurut mimin karena mengandung unsur generic yang sebetulnya hampir hambar jika bukan karena permainan politik yang terkandung didalamnya. Anime ini hanya ada untuk mencetak sebagian kecil uang untuk Kadokawa sepertinya.

Menurut mimin:

Plot: 4/10 (4 untuk politiknya saja)
Characters: 5/10
Video: 5/10
Audio: 6/10(1 untuk lagu, 2 karena ada BGM, 3 untuk Seiyuu(1nya dari M.A.O))
Nilai Akhir: 4+5+5+6/10*4 = (20/40)/4 =

5/10

Bagaimana menurut kalian?

Catatan: Untuk beberapa hari kedepan, mimin bisa memberikan 1-2 review dalam sehari/seminggu karena mimin punya banyak simpanan review, namun mimin akan kasih tahu kapan mimin kembali ke 1 review per minggu(frekuensi umum)