Kamis, 09 Juli 2020

Highschool DxD HERO: Pindah Studio tapi Performa Mantap!

Halo lagi semuanya, mimin kembali lagi untuk mereview anime. Maafkan mimin jika mimin ketelatan upload anime review, tapi ini adalah salah satu review simpenan mimin yang bakal mimin upload disini. Semoga kalian menikmati salah satu review lama si mimin.

Highschool DxD HERO(Myanimelist)

Judul: Highschool DxD: HERO
Kanji Jepang: ハイスクールDxD HERO
Tipe: TV
Episode: 12 + 1 OVA(Episode 0)
Premiere: Spring 2018
Pemberi Lisensi: Funimation
Studio: Passione
Sumber: Novel Ringan
Genre: Action, Comedy, Demons, Ecchi, Harem, Romance, School
Durasi: 23 menit/episode

Opening: "SWITCH" by Minami
Ending: "Motenai Kuse ni" (モテないくせに(`;ω;´))by Tapimiru

Grafis dan perubahan studio di DxD memang memancing polemiknya sendiri. Mimin tahu kok kalau beberapa dari kalian mengeluh masalah grafis dari anime ini yang kesannya sedikit kacau mungkin di mata kalian setelah anime ini pindah studio. Anime yang satu ini sedikit menarik untuk direview menurut mimin, hehe.

Plotnya lebih beres daripada S3, Fucek Tetsuya Nagisawa!


Berbicara masalah plot, mimin ngak suka banget dengan plot episode-episode terakhir dari season kemarin buatan Tetsuya Yanagisawa kampret itu, dan banyak fans yang membencinya juga. Ini mungkin fandom yang mengarah ke arah positif, berbeda dengan salah satu anime yang.... Nanti akan dibahas di review yang lain.

Plot di anime ini jauh lebih menyegarkan dan membawakan plot yang sesuai LNnya dimana itu dibuat dengan sedikit lebih baik daripada season sebelumnya yang dicampur aduk dan dirusak. Ya, setidaknya Yoshifumi Sueda mengerjakan ini lebih baik daripada Tetsuya Yanagisawa dalam satu dua perihal plot.

Developmentnya agak kecepetan, bosque, Kunou kan butuh spotlight juga


Plotnya memang jauh lebih beres daripada Season 3nya, tapi beberapa bagian dari anime ini sedikit dipaksakan dan dipercepat. Kunou yang seharusnya menjadi salah satu pusat dari arc pertama dari anime ini kurang mendapatkan perhatian di bagian ini. Seperti ada beberapa yang sebenarnya bisa diperpanjang sedikit dan dipotong endingnya. Terlepas dari itu, anime ini memberikan development dan memberikan beberapa aspek plot yang lain yang sebenarnya bisa cukup memuaskan.

Ditambah dengan sedikit development pada beberapa karakter lain dan interaksi yang masih oke dibandingkan dengan beberapa anime segenre yang lain. Ingat kata mantan yang tadi dibahas, si MC tampaknya tidak bisa mengekspresikan cintanya karena itu. Walau akhirnya, dia bisa juga, hanya saja butuh 4 season atau 10 volume light novel hanya untuk menunggu kata "Aku cinta kamu". Namun, kesannya sangat kena dan feelnya tersampaikan, sampai beberapa ingin mencari tisu terdekat untuk menangis di episode 12 tersebut.

Karakterisasi dari DxD memang pada dasarnya agak bagus untuk tiernya


Bicara masalah karakterisasi, anime ini tidak hanya menjual "Rias(atau Akeno/Rossweisse/dll/dsb) dan Oppainya", "Koneko/Ravel dan keimutannya", dan berbagai macam fanservice lainnya. Anime ini menjual karakter yang berkembang selayaknya karakter yang cukup memuaskan, walaupun beberapa ada yang kurang dari karakterisasi di anime ini. Namun, beberapa karakter kurang screen timenya pada anime ini.

Oh ya, Sairaorg sepertinya cukup menarik sebagai 'friendly rival' pada arc Rating Game terbaru ini. Karakterisasinya cukup ditulis dengan mantap dan terkesan mengundang para penonton untuk menyukai karakter ini. Karakter yang mungkin cukup 'bad ass' di anime ini hingga menurut mimin bisa saja menjadi seorang karakter yang "memancing para wanita" untuk menonton anime ini.

Grafisnya mungkin kurang, tapi mengikuti LN dan Fighting Scenenya top markotop


Untuk desain karakter, mungkin tidak bisa dibilang cukup sempurna. Grafis mereka memang sangat tidak semputna karena mereka mengikuti perkembangan LNnya, sedikit terlalu tembem dan sedikit kurang tajam dalam desainnya. Fighting scenenya cukup mantap untuk ukuran anime ecchi yang berhasil mengangkat studio Passione kembali ke keadaannya yang sekarang, terutama Issei vs Sairaorg di terakhir.

Anime ini jika bukan karena ulah si kampret bernama Tetsuya Yanagisawa itu, bisa dikatakan sebagai salah satu franchise ecchi-harem terbaik dalam perihal plot dan karakterisasi. Franchise ini terkesan memberikan ecchi dan fanservice yang sangat memuaskan para fans, namun juga dengan plot dan karakterisasi yang menarik. Jarang ada franchise yang melakukan hal sebaik ini.

Sisi Video DxD: Mata Berpedang Dua


Nah, bicara masalah video, ini adalah bagian terseru dari review ini. Mungkin, kontroversinya sudah muncul sejak awal passione mengurus anime ini dan meluncurkan episode 0. Beberapa mengeluh masalah grafik anime ini yang kesannya turun kelas, namun sejujurnya anime ini memiliki grafik yang sedikit lebih baik di beberapa segi dibanding TNK. Namun, TNK masih ada beberapa segi lagi yang lebih baik dibandingkan dengan Passione. Jika seandainya si kampret itu tidak merusak plot dari anime ini dan merusak sebagian franchisenya.

Namun, animasinya sedikit lebih membayar dibandingkan dengan 'kekurangan' di bagian grafis, malah justru grafisnya juga cukup oke, hanya butuh sedikit adaptasi. Animasi dari animasi ini terkesan lebih 'fluid' dan lebih baik daripada season kemarin. Lihat Issei vs Sairaorg, kalian akan menganggap itu lebih baik daripada Issei vs Loki di season kemarin.

Bicara masalah desain rambut dan badan, serta wajah dari para karakter. Ada yang bisa disetujui dan tidak bisa disetujui mengenai derby 'TNK vs Passione' itu. Muka beberapa karakter tembem, ya itu bisa menjadi kekurangan anime ini. Rambutnya kurang detail dan agradasi, itu sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan sih. Kembali yang ane bahas tadi di atas, untuk yang 18+, ya... Ane memilih untuk tidak membahas itu.

Ryousuke Nakanishi Unjuk Gigi!


Bicara masalah suara di anime ini, lagunya cukup enak, baik opening maupun endingnya dari anime ini. Lucunya, title dan liriknya terkesan sedikit sesuai dengan apa yang anime ini tawarkan bicara masalah isinya. Ryousuke Nakanishi sepertinya kembali mengurus musik bagi anime yang satu ini dan salah satu themenya adalah kesukaan mimin sekarang, ya itu adalah bagian Issei melawan Sairaorg di episode terakhir, top markotop.

Yuki Kaji kembali memberikan performanya sebagai "Seiyuu 101 MC"nya dan sepertinya dia oke juga dalam mem-voice acting si Issei. Walau demikian, ane rasa untuk anime ini udah oke pada bagian voice actingnya, tidak ada masalah atau hal yang signifikan dibalik anime ini secara "seiyuu"nya.

Seiyuunya Issei nikah ama Seiyuunya Koneko

Mungkin...


Secara singkat, franchise ini sudah dikelola dengan baik oleh sang author, Ichiei Ishibumi. Ecchi parah dengan fanservice pemuas mata namun disertai oleh plot dan karakterisasi yang matang, juga dengan refrensi mitologi yang lengkap dengan twistnya. World building yang oke juga, dan ditambah dengan interaksinya masih jauh lebih realistis.

Anime ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbaik di genrenya jika bukan karena kekacauan yang ada di Season 3. Dan, ingat ada Indra di akhir setelah 'kiss scene' itu, dan itu membuat para penonton penasaran. DxD direncanakan sampai Season 6 dan 1 movie, dimana membuat franchise DxD cukup menjanjikan untuk ukuran anime Ecchi dan anime LN.

Plot: 8
Characters: 8
Video: 7
Audio: 8
Total: (8+8+7+8/10*4 = 31/40 = 15,5/20 = 7,75/10) 7,75

Rabu, 01 Juli 2020

Tate no Yuusha - Edgy? Dark? Atau Hanya lebih "Elit"?


Tate no Yuusha no Nariagari
Tate no Yuusha no Nariagari(myanimelist)

Mimin kembali lagi dengan anime reviewnya, kali ini anime yang diulas adalah Tate no Yuusha. Anime yang masuk ke Isekai Quartet Season 2 (Atau Isekai Sextuplet (Catatan editor: "Sex" yang ini adalah Prefix dalam matematika, ingat! TIDAK MENJURUS KE 18+!), karena masih ada 1 anime lagi yang kebagian...). Anime ini bisa dikatakan sebagai anime yang cukup "sukses" dalam menjual Light Novelnya hingga berhasil menjual lebih dari 6 juta kopi (menurut KAORI Nusantara, April 2019) sempat ada stage playnya di Jepang sekitar April tahun ini.

Namun, apakah kesuksesan Tate no Yuusha disertai dengan seberapa bagusnya anime ini, mungkin iya dan mungkin tidak. Anime ini memiliki kualitas yang cukup, namun... Mari kita bahas di review ini,


Deskripsi Singkat


Judul Asli: Tate no Yuusha no Nariagari
Inggris: The Rising of the Shield Hero
Jepang: 盾の勇者の成り上がり
Indonesia: Bangkitnya Pahlawan Perisai\
Episode: 25
Premiere: Winter 2019
Produser: Glovision, Kadokawa, Crunchyroll SC Anime Fund
Pemberi Lisensi: Crunchyroll
Studio: Kinema Citrus
Sumber: Light novel
Genre: Action, Adventure, Drama, Fantasy


Premise menjanjikan namun...


Kisah malang si pahlawan perisai atau Naofumi Iwatani yang secara tidak sukarela terbawa ke dunia lain memiliki konsep premise yang cukup menjanjikan, penuh dengan pengkhianatan, dan kebencian. Si Author berhasil menciptakan konsep anime Isekai yang katanya, Anti-Mainstream. Selain karena tokoh utamanya adalah seorang "Tank" dan pengguna perisai, anime ini menunjukkan sisi lain dari kehidupan masyarakat yang mungkin jarang dimunculkan di Isekai.

Premise dan perjalanan cerita anime ini mungkin dikemas dengan baik, namun memiliki beberapa plot hole dan kurangnya faktor alasan menjadi kelemahan utama dari anime ini. Anime ini kurang mendalami seberapa "gelapnya" masyarakat di dunia anime itu, kurang memberikan alasan yang kuat mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Jika anime ini dikelola dengan baik, franchise ini bisa menjadi salah satu karya yang terbaik.

Jika mimin boleh jujur, Tate no Yuusha merupakan anime yang cukup oke bahkan sampai mendapat 3 season untuk ukuran LN. Sejauh ini hanya beberapa LN yang jebol season 3 dan 4(termasuk DxD), ya karena sales light novelnya meroket setelah animenya tayang. Sebetulnya mimin bisa beranggapan kalau anime ini bagus juga secara cerita, karena jarang ada author isekai bikin light novel(yang nantinya diadaptasi ke anime) yang membuat anime semacam ini.

Spoiler: Si Myne/Malty itu adalah reinkarnasi dari dewi yang bosan, yang udah OP tapi mengganggu banyak dunia dengan "Wave"nya serta reinkarnasinya bertindak seolah mereka adalah penjahat utama..., mimin juga tahu kok kalo Malty itu Latjoer


Karakternya sih menarik, tapi...


Anime Tate no Yuusha menawarkan perkembangan karakter yang "leh ugha" untuk segi pemain utamanya, terutama Naofumi dan Raphtalia walau nantinya si Raph bakal "ngebucin" ke Naofumi. Secara konsep memang Naofumi akan membutuhkan Raphtalia dan Raphtalia akan membutuhkan Naofumi, menarik sih. Tapi hanya saja ada yang kurang dari mereka, walaupun tidak kelihatan. 

Filo bisa dikatakan sebagai karakter fanservice yang kurang dalam karakterisasinya, dia hanya ditunjukkan sebagai sosok "genki" girl yang bisa berubah jadi burung dan kurang banyak hal yang menarik menurut mimin. Tapi, sebagai karakter, keberadaan Filo udah cukup oke menurut mimin. Melty di lain hal, dia datang pada episode yang cukup terlambat, namun perkembangan dan karakterisasinya berjalan lebih oke daripada Filo. 

Tiga Pahlawan lain anggaplah sebagai "Karakter Badut" yang mungkin akan menjadi tidak badut pada waktunya(Baru kejadian belakangan banget dah...). Ya, mungkin mereka akan lebih dieksplor pada season-season berikutnya. Ratu memiliki karakterisasi yang bisa dikatakan cukup oke walau cukup singkat juga, dan Aultcray, ya dia hanya mengatakan kalau dia benci Shield Hero karena apa yang terjadi pada keluarganya, namun kurang penjelasan(dalam konteks animenya, jadi jangan bawa bahan LN, yang nanti kita akan tahu bersama-sama).

Dari sini bisa tahu kalau Tate no Yuusha mungkin ada minus yang cukup signifikan untuk ukuran anime yang bagus.

(LN/WNnya juga begitu kok...)


Grafisnya biasa aja, seiyuunya sih oke


Anime ini sayang sekali karena walau Kinema terkenal dengan karya lainnya yang bernama Made in Abyss. Bisa dikatakan anime ini memiliki kekurangan yang cukup mendetail dalam segi grafisnya, banyak detail yang kurang dan banyak yang sangat disayangkan dari sisi grafisnya. Animasinya bisa dikatakan oke, namun perlu banyak perbaikan, CGInya? Ya, itu juga PR bagi Kinema agar Tate no Yuusha menjadi lebih baik.

Ada yang berpendapat kalau musik BGM anime ini adalah yang terbaik untuk anime ini di MAL dikarenakan komposernya adalah  Kevin Pelkin, walaupun kata member satu ini dia performanya mengalami penurunan yang terlihat. Mimin sih beranggapan kalau BGMnya cukup oke, dan MADKID sepertinya menciptakan lagu yang cukup gampang dilupakan, jujur mimin sih bilangnya begitu ya... Memang lagunya bisa dilupakan, dan endingnya? Hmmm..... Mimin agak lupa sama endingnya

Terlepas dari itu, sepertinya Kaito Ishikawa dan Asami Seto berhasil membuat sebuah sinergi dalam kerjanya, apalagi sebelumnya pernah bersama dalam project anime Seishun Buta Yarou, Ishikawa-san menjadi si Sakuta dan Asami menjadi Mai.

In the End, semuanya B aja dan Studionya punya banyak sekali PR

Kinema memang bersinar dengan Made in Abyss mereka, namun sangat disayangkan mereka sedikit merosot pada anime Tate no Yuusha. Sebagian kesalahan ada di tangan author yang hanya mengandalkan konsep anti-mainstream nan edgynya. Namun, edgy ini adalah pure "edgy" tanpa kedalaman cerita yang mendukung seberapa bagusnya anime ini. Bisa dikatakan anime ini adalah "the worst" dari Isekai Sextuplet(Sekali lagi, kata Sex disini adalah Suffix angka 6 bukan konten 18+).  

Banyak PR yang Kinema harus lakukan dalam dua season kedepannya, yakni meningkatkan kualitas animasi dan meningkatkan kedalaman cerita. Animenya sendiri juga tidak memiliki sales yang cukup baik(setahu mimin hanya sekitar 2000 BD/DVD yang terjual), ini hanya akan membuat Kinema harus membayar lebih mahal dan mendapatkan uang yang lebih sedikit. 

Plot: 6/10
Characters: 6/10
Animation: 6/10
Sound: 7/10
Total: 6+6+6+7/10*4 = (25/40)/4 = 6,25/10
Hasil Akhir: 

6,25/10